Halaman

Entri Populer

Senin, 21 Januari 2013

Pengenalan Gerakan Tanah

Pengenalan Gerakan Tanah
PENDAHULUAN
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik,dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan antara lempeng itumaka terbentuk daerah penunjaman memanjang di sebelah Barat Pulau Sumatera, sebelahSelatan Pulau Jawa hingga ke Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara, sebelah Utara KepulauanMaluku, dan sebelah Utara Papua. Konsekuensi lain dari tumbukan itu maka terbentuk palungsamudera, lipatan, punggungan dan patahan di busur kepulauan, sebaran gunungapi, dan sebaransumber gempabumi. Gunungapi yang ada di Indonesia berjumlah 129. Angka itu merupakan13% dari jumlah gunungapi aktif dunia. Dengan demikian Indonesia rawan terhadap bencanaletusan gunungapi dan gempabumi. Di beberapa pantai, dengan bentuk pantai sedang hinggacuram, jika terjadi gempabumi dengan sumber berada di dasar laut atau samudera dapatmenimbulkan gelombang Tsunami.
Jenis tanah pelapukan yang sering dijumpai di Indonesia adalah hasil letusan gunungapi. Tanah ini memiliki komposisi sebagian besar lempung dengan sedikit pasir dan bersifat subur. Tanahpelapukan yang berada di atas batuan kedap air pada perbukitan/punggungan dengankemiringan sedang hingga terjal berpotensi mengakibatkan tanah longsor pada musim hujan dengan curah hujan berkuantitas tinggi. Jika perbukitan tersebut tidak ada tanaman kerasberakar kuat dan dalam, maka kawasan tersebut rawan bencana tanah longsor.
PENGERTIAN TANAH LONGSOR
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan,tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinyatanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut: air yang meresap ke dalam tanah akanmenambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperansebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerakmengikuti lereng dan keluar lereng.
JENIS TANAH LONGSOR
Ada 6 jenis tanah longsor, yakni: longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok,runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Jenis longsoran translasi dan rotasipaling banyak terjadi di Indonesia. Sedangkan longsoran yang paling banyak memakan korban
jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan.
1.
Longsoran Translasi Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata ataumenggelombang landai.
2.
Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergerak-nya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.
3.
Pergerakan Blok
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerakpada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebutjuga longsoran translasi blok batu.
4.
Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan atau material lain bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas.Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga meng-gantung terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan yang parah.
5.
Rayapan Tanah Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergeraklambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenistanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah waktuyang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.
6.
Aliran Bahan Rombakan Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerakdidorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung padakemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah danmampu mencapai ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempatbisa sampai ribuan meter seperti di daerah aliran sungai disekitar gunungapi. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak.
GEJALA UMUM TANAH LONGSOR

Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.

Biasanya terjadi setelah hujan.

Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.

Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
PENYEBAB TERJADINYA TANAH LONGSOR
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar daripada gayapenahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah.Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.
Faktor-faktor Penyebab Tanah Longsor
1.
Hujan
Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November karenameningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang akanmenyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam
jumlah besar. Hal itu mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga terjadi retakan dan merekahnya tanah permukaan. Ketika hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak sehingga tanahdengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, intensitashujan yang tinggi biasanya sering terjadi, sehingga kandungan air padatanah menjadi jenuh dalam waktu singkat. Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karenamelalui tanah yang merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Bila adapepohonan di permukaannya, tanah longsor dapat dicegah karena airakan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga akan berfungsimengikat tanah.
2.
Lereng terjal Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong.Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, airlaut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsoradalah 180 apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.
3.
Tanah yangkurang padatdan tebal
Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liatdengan ketebalan lebih dari 2,5 m dan sudut lereng lebih dari 220.Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor terutama bila terjadi hujan. Selain itu tanah ini sangat rentan terhadappergerakan tanah karena menjadi lembek terkena air dan pecah ketikahawa terlalu panas.
4.
Batuan yangkurang kuat
Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran antara kerikil, pasir, dan lempung umumnya kurang kuat.Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah bila mengalami prosespelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor bila terdapatpada lereng yang terjal.
5.
Jenis tata lahan
Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan,perladangan, dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahanpersawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat butir tanah danmembuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnyaadalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoranyang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama.
6.
Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan,getaran mesin, dan getaran lalulintas kendaraan. Akibat yangditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumahmenjadi retak.
7.
Susut muka airdanau ataubendungan
Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahanlereng menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudahterjadi longsoran dan penurunan tanah yang biasanya diikuti olehretakan.
8.
Adanya bebantambahan
Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor,terutama di sekitar tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnyaadalah sering terjadinya penurunan tanah dan retakan yang arahnya kearah lembah.
9.
Pengikisan/erosi Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain ituakibat penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akanmenjadi terjal.
10.
Adanya material timbunan padatebing Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunanpada lembah tersebut belum terpadatkan sempurna seperti tanah asliyang berada di bawahnya. Sehingga apabila hujan akan terjadipenurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.
11.
Bekas longsoranlama
Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadipengendapan material gunung api pada lereng yang relatif terjal ataupada saat atau sesudah terjadi patahan kulit bumi. Bekas longsoran lamamemilki ciri:

Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuktapal kuda.

Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebalkarena tanahnya gembur dan subur.

Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai.

Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah.

Dijumpai tebing-tebing relatif terjal yang merupakan bekas longsoran kecil pada longsoran lama.

Dijumpai alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan danlongsoran kecil.

Longsoran lama ini cukup luas.
12.
Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidaksinambung) Bidang tidak sinambung ini memiliki ciri:

Bidang perlapisan batuan

Bidang kontak antara tanah penutup dengan batuan dasar

Bidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat.

Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan
batuan yang tidak melewatkan air (kedap air).

Bidang kontak antara tanah yang lembek dengan tanah yangpadat.
Bidang-bidang tersebut merupakan bidang lemah dan dapat berfungsisebagai bidang luncuran tanah longsor.
13.
Penggundulan hutan
Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gunduldimana pengikatan air tanah sangat kurang.
14.
Daerah pembuangan sampah
Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampahdalam jumlah banyak dapat mengakibatkan tanah longsor apalagiditambah dengan guyuran hujan, seperti yang terjadi di TempatPembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi. Bencana inimenyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal.
WILAYAH RAWAN TANAH LONGSOR
Setidaknya terdapat 918 lokasi rawan longsor di Indonesia. Setiap tahunnya kerugian yangditanggung akibat bencana tanah longsor sekitar Rp 800 miliar, sedangkan jiwa yang terancamsekitar 1 juta.
Daerah yang memiliki rawan longsor

Jawa Tengah 327 Lokasi

Jawa Barat 276 Lokasi

Sumatera Barat 100 Lokasi

Sumatera Utara 53 Lokasi

Yogyakarta 30 Lokasi

Kalimantan Barat 23 Lokasi

Sisanya tersebar di NTT, Riau, Kalimantan Timur, Bali, dan Jawa Timur.
DAFTAR KEJADIAN DAN KORBAN BENCANA TANAH LONGSOR 2003-2005
No.
Propinsi
Jumlah Kejadian
Korban Jiwa
RH
RR
RT
LPR (ha)
JL (m)
MD
LL
1.
Jawa Barat
77
166
108
198
1751
2290
140
705
2.
Jawa Tenah
15
17
9
31
22
200
1
75
3.
Jawa Timur
1
3
-
-
27
-
70
-
4.
Sumatera Barat
5
63
25
16
14
-
540
60
5.
Sumatera Utara
3
126
-
1
40
8
-
80
6.
Sulawesi Selatan
1
33
2
10
-
-
-
-
7.
Papua
1
3
5
-
-
-
-
-
Jumlah
103
411
149
256
1854
2498
751
920
Keterangan
MD
: Meninggal dunia
ML
: Luka - luka
RR
: Rumah rusak
RH
: Rumah hancur
RT
: Rumah terancam
BLR
: Bangunan lainnya rusak
BLH
: Bangunan lainnya hancur
LPR
: Lahan petanian rusak ( dalam hektar)
JL
: Jalan terputus
Tampak bahwa kejadian bencana dan jumlah korban bencana tanah longsor di Propinsi JawaBarat lebih besar dibandingkan dengan propinsi lainnya. Hal demikian disebabkan oleh faktorgeologi, morfologi, curah hujan, dan jumlah penduduk serta kegiatannya.
PENCEGAHAN TERJADINYA BENCANA TANAH LONGSOR
Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman(gb Kiri). Buatlah terasering (sengkedan) [ada lereng yang terjal bila membangun permukiman (gb.kanan)
Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah melaluiretakan.(gb.kiri) Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal.(gb.kanan)
Jangan menebang pohon di lereng (gb.kiri)
Jangan membangun rumah di bawah tebing. (gb. kanan)
Jangan mendirikan permukiman di tepi lereng yang Terjal (gb.kiri) Pembangunan rumah yang benar di lereng bukit. (gb.kanan)
Jangan mendirikan bangunan di bawah tebing yang terjal. (gb.kiri)
Pembangunan rumah yang salah di lereng bukit. (gb.kanan)
Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak. (gb.kiri)
Jangan mendirikan rumah di tepi sungai yang rawan erosi. (gb.kanan)
TAHAPAN MITIGASI BENCANA TANAH LONGSOR

Pemetaan Menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan bencana alam geologi di suatuwilayah, sebagai masukan kepada masyarakat dan atau pemerintah kabupaten/kota danprovinsi sebagai data dasar untuk melakukan pembangunan wilayah agar terhindar daribencana.

Penyelidikan Mempelajari penyebab dan dampak dari suatu bencana sehingga dapat digunakan dalamperencanaan penanggulangan bencana dan rencana pengembangan wilayah.

Pemeriksaan Melakukan penyelidikan pada saat dan setelah terjadi bencana, sehingga dapat diketahuipenyebab dan cara penaggulangannya.

Pemantauan Pemantauan dilakukan di daerah rawan bencana, pada daerah strategis secara ekonomidan jasa, agar diketahui secara dini tingkat bahaya, oleh pengguna dan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tersebut.

Sosialisasi Memberikan pemahaman kepada Pemerintah Provinsi /Kabupaten /Kota atauMasyarakat umum, tentang bencana alam tanah longsor dan akibat yang
ditimbulkannnya. Sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara antara lain, mengirimkan

poster, booklet, dan leaflet atau dapat juga secara langsung kepada masyarakat danaparat pemerintah.

Pemeriksaan bencana longsor
Bertujuan mempelajari penyebab, proses terjadinya, kondisi bencana dan tatacara penanggulangan bencana di suatu daerah yang terlanda bencana tanah longsor.
SELAMA DAN SESUDAH TERJADI BENCANA
1.
Tanggap Darurat
Yang harus dilakukan dalam tahap tanggap darurat adalah penyelamatan dan pertolongankorban secepatnya supaya korban tidak bertambah. Ada beberapa hal yang harusdiperhatikan, antara lain:

Kondisi medan

Kondisi bencana

Peralatan

Informasi bencana
2.
Rehabilitasi
Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan saranatransportasi. Selain itu dikaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik pengendaliannyasupaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi korban tanah longsor bilatanah longsor sulit dikendalikan.
3.
Rekonstruksi
Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadipertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor, karenakerentanan untuk bangunan-bangunan yang dibangun pada jalur tanah longsor hampir100%.
Ada beberapa tindakan perlindungan dan perbaikan yang bisa ditambah untuk tempat-tempat hunian, antara lain:

Perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa menyerap).

Modifikasi lereng (pengurangan sudut lereng sebelum pem-bangunan).

Vegetasi kembali lereng-lereng.

Beton-beton yang menahan tembok mungkin bisa menstabilkan lokasi hunian.
FOTO-FOTO KEJADIAN TANAH LONGSOR DI INDONESIA
Batu yang berjatuhan akibat longsor yang terjadi di kawan wisata air panas
Pacet.(gb.kiri)
Tumpukan kayu yang terbawa arus longsor dan banjir di Bahorok Sumatera utara
yang memakan korban sekitar 200 orang. (gb.kanan)
Longsor batu di kawasan penambangan batu Desa Setianegara, Kecamatan Cilimus
Kabupaten Kuningan Jawa Barat.(kiri)
Sebuah rumah di Kecamatan Kadungora, Garut, porak-poranda akibat tanah longsor
yang melanda wilayah di Jawa Barat.(kanan)
Masyarakat melihat bis yang terperosok keluar dari jalan raya akibat terjangan longsoran
tanah di Cilacap, Jawa Tengah.(gb.kiri)
Tim evakuasi bencana longsor TPAS Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat sedang bekerja
mengangkat tumpukan sampah.(gbkanan)
Longsor yang terjadi di Semarang tahun 2002, menimbun 9 rumah yang
berada di bawahnya.(gb.kiri)
Longsor yang terjadi di Padang tahun 2005 mengakibatkan sejumlah ruas jalan
terputus.(gb.kanan)
PETA ZONA KERENTANAN TANAH LONGSOR INDONESIA Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral

Tidak ada komentar: